Jejak Kupu-Kupu

Perasaan bercampur baur ketika membaca novel ini. Jejak Kupu-Kupu adalah salah satu karya penulis berbakat negeri kita, Agnes Jessica, yang mendapat tempat tersendiri di hati para penggemar novel dalam negeri. Halaman demi halaman yang penuh dengan kejutan membuat pembaca tak ingin melewatkan kejadian-kejadian yang tertuang dalam novel ini.
Novel ini berkisah tentang kehidupan seorang remaja bernama Alissa, yang hidup penuh dengan kemewahan. Dan karena hal itulah, kehidupan menguji Alissa. Satu-persatu kebahagiaannya hilang. Kini ia harus menjalani hidup sederhana di sebuah panti asuhan. Dan dari sanalah ia belajar tentang kehidupan serta perasaan cinta yang sesungguhnya.
Menakjubkan memang. Tiap kata yang tertulis dalam novel ini mengingatkan kita pada perjuangan hidup. Semua terangkum jelas dan indah. Sejak awal, Agnes Jessica menuliskan novelnya dengan deskripsi yang tidak berbelit namun sangat riil. Kita dibuatnya terpana oleh kisah-kisah yang dialami sang tokoh. Kejadian-kejadian besar telah dialami sang tokoh dalam usianya yang masih sangat belia.
Alur flash back yang awalnya kurang disadari pembaca, telah membawa kita mengikuti jejak Alissa, si kupu-kupu, dengan sangat sempurna. Dalam menelusuri jejak ini, pembaca diajak meraba-raba dengan perasaan, tentang apa yang akan terjadi selanjutnya. Alur yang harmonis dan latar yang detil, tidak membuat para pembaca bosan. Tetapi sebaliknya, hal itu membuat pembaca merasakan kejadian-kejadian dengan penuh penghayatan dan kita pun terbawa oleh kisah-kisah Alissa yang menyenangkan sekaligus mengharukan. Tidak sampai disitu saja, hingga akhir pun, pembaca diajak memahami makna kehidupan melalui puisi-puisi karya Agnes Jessica, yang tercantum di tiap akhir bab.
Pengalaman hidup Agnes Jessica sebagai seorang guru Sekolah Menengah Atas di sebuah sekolah swasta ternama, juga turut mewarnai kisah-kisah dalam novel ini. Kehidupan segelintir remaja kota yang serba glamor adalah contoh yang ia lihat dalam kehidupannya ketika menjalani perannya sebagai pembimbing para remaja itu.
Cerita ini dimulai dengan sebuah prolog yang cukup menarik. Tentang seorang wanita dewasa yang sudah berkeluarga, yang sedang melamun jauh tentang kehidupannya di sela-sela aktivitasnya. Satu halaman prolog ini pasti akan menjadi pertanyaan bagi para pembaca. Karena hal ini akan dijawab oleh sang penulis, Agnes Jessica, pada halaman 317 dalam novel ini.
Pada halaman berikutnya, kita disuguhkan kisah yang berbeda dengan prolog sebelumnya. Dimulailah kisah seorang gadis muda berumur belasan tahun yang berparas cantik. Ia adalah anak tunggal seorang pengusaha kaya raya. Karena itulah, ia selalu dimanja oleh harta kedua orang tuanya. Tetapi nasib berkata lain, sifatnya yang pemarah, pembangkang, dan seenaknya, membuat ujian datang bertubi-tubi ke hadapan Alissa.
Dalam novel ini terlintas beberapa kejadian yang cukup janggal bagi kita yang belum menyelesaikan membaca hingga akhir, karena kejadian tersebut tidak diketahui siapa dan tentang apa yang dituliskan. Seperti salah satu contohnya pada halaman 13. Disana hanya tertulis sebuah percakapan yang masih misterius. Tapi setelah membaca sampai selesai, kita mungkin menganggukkan kepala, karena mengerti dengan kisah-kisah yang awalnya kita anggap janggal itu.
Cerita dilanjutkan dengan kehidupan Alissa yang mulai mengalami masalah. Kedua orang tua Alissa tidak suka dengan perbuatan anak tunggalnya itu. Setelah bertengkar cukup lama, Alissa memutuskan untuk pergi dari rumah mewahnya. Ia masih punya sahabat-sahabat yang baik padanya. Kehidupan ekonomi Alissa dan sahabat-sahabatnya memang sederajat. Tetapi, ketiga sahabat Alissa juga mempunyai masalah yang berbeda-beda, yang mau tidak mau, Alissa ikut berusaha membantu mereka.
Kisah inilah yang menampakkan sisi baik seorang Alissa. Agnes Jessica tidak sepenuhnya membuat karakter Alissa tampak negatif. Ia dengan sempurna menuliskan tiap kesan dan perasaan Alissa dalam menghadapi masalahnya. Dibalik sifat buruk Alissa, ia sangat perhatian pada sahabatnya. Karena ia merasa bahwa mereka semua adalah anak orang kaya yang sama-sama punya masalah dengan keluarga. Rasa satu itulah yang membuat Alissa sangat dekat dan mau berbagi dengan ketiga sahabatnya.
Setelah sekian lama meninggalkan rumah, Alissa mulai merindukan kehidupan di rumahnya. Akhirnya ia memutuskan untuk pulang. Tapi sesuatu yang tidak terduga terjadi, sebuah mobil polisi diparkir di depan rumahnya. Dengan rasa ingin tahu, ia masuk ke dalam rumahnya. Setelah masuk, seorang polisi memberitahu Alissa bahwa kedua orang tuanya telah meninggal dalam kecelakaan di jalan tol dua hari yang lalu. Alissa diam, tak bergerak dengan pandangan kosongnya, kemudian jatuh tak sadarkan diri.
Ini adalah salah satu kisah menyedihkan dalam novel ini. Betapa tidak, seorang Alissa yang sebelumnya bersifat buruk, kini telah mendapat ganjarannya. Ia ditinggal kedua orang tuanya dalam kesendirian. Penyesalan Alissa yang dituliskan oleh Agnes Jessica turut membawa kita pada perasaan penyesalan yang tak henti-hentinya. Pada saat membaca bagian ini, ada perasaan yang membuat perasaan kita campur baur pada sang tokoh, Alissa. Di satu sisi kita merasa kesal karena perbuatan yang ia lakukan. Tetapi di sisi lain kita merasa kasihan akan musibah yang dialami Alissa, karena si penulis, Agnes Jessica, juga menggambarkan betapa menyesalnya Alissa akan perbuatannya yang kini membuatnya tak bisa lagi melihat wajah kedua orang tua yang disayanginya itu.
Masalah yang selanjutnya dihadapi Alissa adalah kewajibannya untuk tinggal di sebuah panti asuhan, tempat dahulu ibu Alissa tinggal. Karena sebagian besar harta keluarganya telah habis dan rumahnya pun disita. Menurut wasiat orang tuanya, ia akan mendapatkan sisa harta itu setelah berumur 21 tahun. Awalnya ia tidak suka dengan kehidupan yang serba mandiri di panti asuhan itu, ditambah dengan sikap walinya, Danu, yang sangat disiplin dan dingin pada Alissa. Tapi dengan keteguhannya dan bantuan dari teman-teman pantinya yang baik, ia mulai berubah menjadi Alissa yang baik hati dan menyenangkan. Semua kejadian dan masalah di panti asuhan itu dihadapi bersama, sehingga membuatnya sadar bahwa hidup tak seindah yang ia miliki dahulu. Hal itulah yang membuat Alissa merubah sifatnya dan makin dewasa.
Tahun demi tahun berlalu, kini saatnya Alissa wisuda di sebuah perguruan tinggi di Singapura. Ketika ingin menyampaikan pidatonya, ia melihat beberapa sosok orang-orang yang dikenalnya di kerumunan penonton dalam acara khidmat itu. Sangat mengejutkan, disana ada Ayahnya, Ibunya, dan Danu. Mereka tersenyum memandang Alissa. Kemudian Alissa tak sadarkan diri.
Inilah satu dari beberapa kejutan dalam novel ini. Perasaan Alissa yang ditulis jelas oleh Agnes Jessica membuat kita turut pula terkejut. Pertanyaan “Mengapa begini?”, beberapa kali menghinggapi benak kita. Bertanya-tanya, kemana kita akan dibawa aliran kisah hidup seorang Alissa dalam metamorfosisnya menjadi sebuah kupu-kupu cantik.
Ternyata inilah jawaban dari semua pertanyaan kita sebelumnya. Orang tua Alissa sebenarnya tidak meninggal. Mereka berkerja sama dengan sahabat kecil mereka, Danu, untuk mengubah sifat Alissa. Dan usaha mereka selama ini berhasil, Alissa kini telah berubah menjadi seekor kupu-kupu cantik di mata orang-orang kesayangannya itu.
Satu lagi konflik di akhir kisah novel ini, yaitu perasaan Alissa pada walinya, Danu. Sejak awal ternyata mereka saling mencintai, walaupun umur mereka terpaut 14 tahun. Berbagai masalah mereka hadapi, mulai dari tunangan Danu sampai sikap tidak setuju dari kedua orang tua Alissa. Semua itu mereka hadapi dengan sepenuh hati, hingga akhirnya mereka menuai hasil yang didambakan. Pada akhirnya, Alissa dan Danu menikah. Saat itu, Agnes Jessica menuliskan suasana yang penuh kebahagiaan. Akhir perjuangan seorang Alissa dituliskan dengan sederhana dan menarik. Sungguh kisah yang menakjubkan.
Selanjutnya, cerita kembali pada seorang wanita dewasa yang sedang menghadiri pernikahan sahabatnya. Ternyata, dialah Alissa yang sudah hidup bahagia bersama Danu dan putrinya, Alda. Hal ini adalah salah satu alasan mengapa kita harus menganggukkan kepala. Semua kebingungan kita dijawab pada halaman ini. Perlahan tapi pasti, kita dibuat mengerti oleh kisah-kisah dalam novel ini. Sekali lagi, dengan sempurna seorang Agnes Jessica membuat kita terkagum-kagum pada karyanya yang indah, menyentuh, dan menyenangkan.
Share on Google Plus

About Fikri

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Sundul gan! Ane ga kenal yang namanya spam...