Orang Kaya

Anda orang yang sukses? Jika ya. Berarti anda banyak uang.
Setidaknya, begitulah yang ada dalam benak begitu banyak orang.
Seseorang layak disebut sebagai orang sukses jika memiliki banyak
uang. Jika uang yang dimilikinya tidak banyak, rasanya janggal
mengait-ngaitkan orang itu dengan sebuah kesuksesan. Sewaktu saya
masih kecil, guru ngaji saya mengatakan bahwa; "orang kaya itu
sungguh beruntung," katanya. "Karena, dengan kekayaannya, dia bisa
menjadi manusia yang banyak memiliki pahala. Sebab," lanjut
beliau. "Dengan kekayaannya itu, dia bisa berbuat begitu banyak
kebajikan." Kekayaan bisa membantu manusia menuju tempat terhormat
disamping singasana Tuhan, kelak ketika mereka kembali kepada jati
diri sesunggunya sesudah mati. Dengan kata lain; orang kaya itu enak
didunia dan enak juga diakhirat. Tetapi, benarkah selalu demikian?

Dalam pelajaran hari selanjutnya, pak guru mengatakan bahwa: "orang
kaya itu sungguh merugi," katanya. "Karena, dengan kekayaannya dia
bisa menjadi manusia yang banyak memiliki dosa. Sebab," lanjut
beliau. "Dengan kekayaannya itu, dia bisa berbuat begitu banyak
kesalahan." Jadi, menjadi kaya itu sebenarnya baik apa buruk? Beliau
bilang; 'menjadi kaya dengan cara yang baik adalah baik, sedangkan
menjadi kaya dengan cara yang buruk adalah buruk'. Oh, jadi kaya
bukanlah ukuran baik atau buruk, melainkan; bagaimana cara dia
menjadi kayalah penentunya.

Seseorang yang memandang kekayaan semata sebagai ukuran sebuah
keberhasilan mempunyai peluang untuk terjerumus kepada konsepsi yang
salah. Bahwa hidup ini is all about being rich. Sedangkan 'bagaimana
caranya' seringkali terabaikan. Oleh karena itu; tidaklah
mengherankan jika begitu banyak orang yang silau dengan kekayaan
seseorang, tanpa mempedulikan 'bagaimana' orang itu sampai kepada
pencapaian material itu. Sehingga, manusia-manusia yang melakukan
segala cara untuk mendapatkannya tetaplah dianggap manusia
bermartabat dan terhormat. Repotnya lagi, lingkungan kita yang
terlanjur hedonis ini seringkali mencibiri orang-orang yang memiliki
uang pas-pasan, meski mereka senantiasa menjaga dirinya dari
tindakan-tindakan tak terpuji. Kadang-kadang mereka dianggap manusia
terbodoh didunia. "Memiliki kesempatan kok tidak dimanfaatkan,"
begitu kita seringa berkata. Itulah sebabnya, banyak orang baik
terseret oleh arus sesat seperti itu. Sebab, kekayaan memberikan
banyak kenyamanan. Siapa sih yang tidak ingin hidup nyaman?

Dihari lain guru mengaji saya bilang bahwa:"orang kaya itu paling
cepat menjalani pemeriksaan diakhirat," katanya. "Karena, buku
penilaian malaikat dipenuhi laporan daftar kebajikan yang pernah
diperbuatnya semasa hidup. Sehingga," lanjut beliau. "Dengan
sejumlah kebajikan itu, mereka layak mendapatkan tempat disorga
Tuhan." Lagipula, mengapa Tuhan harus membiarkan orang-orang baik
terlalu lama menunggu untuk itu?

Dihari lain guru mengaji saya bilang bahwa:"orang kaya itu paling
lambat menjalani pemeriksaan diakhirat," katanya. "Karena, dalam
pemeriksaan itu; Tuhan mempertanyakan setiap jenis kekayaan yang
dimilikinya. Semakin banyak kekayaannya, semakin panjang daftar
periksa dan pertanyaan yang Tuhan ajukan. Sehingga," lanjut
beliau. "Orang yang paling kaya, paling lama diperiksa." Konon
Share on Google Plus

About Fikri

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.
    Blogger Comment
    Facebook Comment

0 komentar:

Posting Komentar

Sundul gan! Ane ga kenal yang namanya spam...