Dream Eps. 2

Mungkin ini adalah mimpi terpanjang, paling seru, paling mengharukan, dalam hidup Gw sejauh ini.

Tidurnya

Gw tidur pulang sekolah, tidur beberapa jam terus bangun, keluar kamar, masuk kamar lagi, tidur lagi. Di tidur sesi yang pertama Gw mimpi ngajarin ade kelas yang dulu jadi staff Gw di sebuah ekskul. Mungkin karena tadi pagi Gw belajar dikit bareng 2 orang di masjid. Nah, di sesi kedua ini Gw tidur dalam durasi 45-60 menit.

Kisahnya

Langsung aja yaaa...Alkisah Gw berada di sebuah jalan, jalan yang ga asing bagi Gw. Di jalan itu ada sekolah, yang lebih ga asing lagi bagi Gw. Di situ ada sebuah gang yang juga ga asing bagi Gw. Dan ga asing juga bagi Gw bahwa di ujung gang tersebut ada sebuah sungai.


Beberapa kali Gw pergi ke sana dan menemukan hal yang sama: Debit air di sana terlalu tinggi. Bahkan, hujan turun sedikit saja, bisa membuat sungai tersebut meluap dan merusak pemukiman warga.

Ini tidak seharusnya terjadi. Karena itu, Gw menelusuri lingkungan tersebut untuk mencari tahu sebab, akibat, dan solusi dari masalah ini. GW menyebrangi sungai tersebut.

Setelah sampai di seberang, benar-benar berbeda. Maksudnya, lingkungan yang tadinya sangat tidak asing bagi Gw, menjadi asing. Suasananya sih masih sama dengan di gang seberangnya, tapi tata pemukiman di sini lebih kompleks. Hanya beberapa hal yang Gw ingat. Di tempat Gw sampai, ada sebuah Masjid/Mushola kecil dan sebuah warung kecil di sudut jalan kecil yang berbelok siku-siku.

Ini bukan yang pertama kalinya, tapi di ekspedisi Gw, Gw ketemu sama 'Pintu'. Well, sebelumnya Gw sempet mimpi ketemu adenya Pintu terus nganterin bocah itu pulang. Kali ini sih Gw ketemu sama Pintunya, dan nganterin pulang juga. Di kediaman keluarganya Pintu, Gw ketemu sama seluruh anggota keluarganya. Setelah bersilaturahim, Gw pergi ke sebuah masjid untuk solat, bersama dua adjudan ayahnya Pintu.

Masjidnya besar, dan memang agak jauh dari tempat Gw sampai ke seberang tadi. Mana udah melentang ke rumahnya Pintu, melentang lagi ke masjid ini. Jauh, dan Gw sama sekali gatau daerah ini.

Setelah solat, Gw keluar untuk mencari jalan pulang, dan untungnya Gw ketemu temen sekelas Gw yang juga dulunya sebangku sama Gw. Gw naik mobil dia, bersama keluarganya, dan Gw menjelaskan bahwa Gw harus pergi ke tempat Gw sampai di seberang. Gw menjelaskan sedetail mungkin bahwa di sana ada masjid kecil atau mushola, warung di pojokan, dan kalo nyebrang sungai di sana ketemu sama gang di jalan yang ga asing itu. Beruntung sekali, orang tua temen Gw ini tau.

Gw diturunkan di sebuah masjid kecil atau mushola, terus ditinggal. Pas Gw masuk ke perkampungan di sana. Ups, ternyata Gw turun di masjid yang salah. Ini bukan kampung tempat Gw sampai di seberang tadi. Gw makin frustasi, bentar lagi matahari terbenam dan Gw masih nyasar di tempat yang bener-bener ga Gw tau.

Tapi dari masjid yang posisinya agak tinggi itu, Gw bisa ngeliat, "Oh, itu sungainya!" Gw menemukan sungai tersebut dan kemudian Gw jalan lagi. Walaupun ga tau jalan, tapi Gw tau arah, karena Gw udah tau di mana sungai tersebut berada.

Jadi, sebenernya Gw sedang berada di dekat hilir sungai. Di sana ada pelabuhan, yang menjadi akhir dari rel kereta. Ga ngerti? Itu loh, kalo kereta dibawa dari Jepang, kan pake kapal, terus di pelabuhannya ada rel kereta. Itu hal yang Gw temukan. Gw tertarik dengan proses angkut-mengangkut angkutan umum tersebut.

Ternyata, seorang pria separuh baya mengintai Gw. Setelah Gw analisis, dia adalah seorang penculik yang biasa menculik orang dan membawa ke Lampung untuk dijadikan, emm, dijadikan apa aja boleh lah.

[Buset jauh amat ya mimpi Gw, awalnya di Bogor, terus ke tempat angkutan lokomotif kereta api, yang notabene dalam kehidupan nyata ada di Tanjung Priok, terus nyambung lagi ke pelabuhan kapal ke lampung yang notabene dalam kehidupan nyata ada di pelabuhan Merak. Oke lanjut lagi ya...]

Gw yang udah menyangka niat si bapak yang ngikutin Gw terus ini, langsung lari, dan si bapak itu ngejar Gw. Setelah itu ternyata di depan Gw di hadang oleh rekan-rekan si bapak, jumlahnya 4-5 orang. Ga ada pilihan, Gw udah ga mungkin lari, satu-satunya pilihan di sini adalah bertarung. Gw dan kelompok penculik itu bertarung tangan kosong, cuma sayangnya keroyokan, andaikan rekannya itu 5 orang, berati 6 lawan 1 kan ya. Dalam pikiran Gw, Gw memang harus menggunakan ilmu bela diri Gw yang apa adanya, pernah ikut Inkai setaun, dan Wushu* selama, lamaaa banget, dari kelas 7 sampe kelas 11. Setelah pertarungan tersebut Gw berhasil mengeliminasi mereka sampai tersisa 2 orang. Si bapak yang pertama kali ngejar Gw dan yang pertama kali ngehadang Gw, mungkin memang mereka yang paling kuat.

* Tau bedanya Wushu sama Kung Fu? Jurusnya sama, tapi Wushu itu seni BELA DIRI, sedangkan Kung Fu itu seni BERTARUNG. Jadi, kalo Wushu kompetisi dan shownya bisa individu, tapi kalo Kung Fu minimal 2 orang, karena kalau dalam Wushu kita belajar jurus untuk bela diri, sedangkan Kung Fu itu belajar gimana biar dalam pertarungan itu efektif, berseni, dll. Makanya kalo di film-film, itu namanya Kung Fu, karena mereka semua bertarung dengan ilmu bela diri, dan menjadikan pertarungan itu indah untuk ditonton.

Karena mereka kuat, Gw lari lagi, at least Gw udah bisa melarikan diri karena udah ga ada banyak orang yang ngehadang Gw lagi. Gw pun sampai ke masjid kecil atau mushola itu, dan segera menuju ke warung di pojokan (ya, itu jalannya, ke masjid, warung, terus baru ke jalan kecil lagi menuju ke sungai). Setelah sampai di warung, jalannya buntu! Gw dateng ke warung yang salah (FFFFFUUUUUU....). Gw terkepung, dan harus menghadapi kedua penjahat itu.

Gw makin tegang ketika seorang dari mereka, si bapak yang ngehadang Gw, bukan yang pertama ketemu, mengeluarkan sebilah pisau. "Damn, Gw mau digorok," Akhirnya Gw mulai menenangkan diri, dan akhirnya Gw melawan mereka dengan cara yang aneh.

Mereka berlari menghambur ke arah Gw, dan pas piso itu mau nusuk Gw, Gw teriak, "STOOP!!!" Merekapun berhenti, dan cengo, bingung. Di kebingungan mereka, Gw langsung merampas pisau tersebut, kemudian Gw mengalungkan lengan Gw leher si pemegan pisau sebelumnya, bersama tangan Gw yang menggenggam pisau. Begitulah Gw memenangkan pertarungan dan berhasil menawan 2 orang penculik, sisanya kabur biarin aja ntar ditangkep polisi.

Kemudian Gw ke masjid kecil atau mushola yang sering Gw mention di atas. Gw tanya masing-masing penjahat itu, "Apa agama kalian?" Yang satu jawab Islam, yang satu jawab Budha. Akhirnya yang satu Gw suruh solat bareng Gw, dan yang satu suruh jagain piso Gw (oke, ini aneh).

Setelah selesai solat, seorang pria separuh baya datang kepada Gw dan memberikan beberapa bungkus makanan. Abis itu beberapa pemuda di masjid itu menyerbu makanan yang diberikan itu. Gw membiarkan mereka makan, dan Gw makan makanan yang tidak mereka sentuh, yang mereka pisahkan, entah, tak mau mereka makan. Setelah Gw makan, pemuda yang duduk di sebelah Gw bilang, "Eh? Lo kok makan itu?"
"Emang kenapa?"
"Kalo lo makan itu, lo bakal punya ketergantungan, dan perut lo bakal laper terus..."
(Oke, ini horor dan aneh abis)

Last but not least, akhirnya Gw berhasil kembali ke dunia Gw. Part ini mengharukan banget, akhirnya Gw jalan pulang ke rumah.

Di perjalanan pulang, Gw masuk ke sebuah rumah di hook di sebuah pertigaan yang memang ada di dunia nyata. Kenapa? Karena semua pengendara di depan Gw masuk ke sana. :/

"Apa yang kamu lakukan di sini?" Kira-kira begitulah kata seorang bapak di sana.
"Gatau, kayanya Saya nyasar..."

Penutupnya, adalah Gw ngeliat avanza hitam lewat, di dalamnya ada seseorang yang Gw kenal. Gw keluar dari rumah itu, dan mengejar mobil tersebut. Terus, bangun deeeh...

Thanks for reading :D

Share on Facebook Share on Twitter Share on Google Plus

About Fikri

This is a short description in the author block about the author. You edit it by entering text in the "Biographical Info" field in the user admin panel.