Hore,
Hari Baru!
Teman-teman.
Kemarin, saya benar-benar dikenalkan kepada dunia baru. Yaitu dunia
dimana kita bisa berbicara melalui gelombang suara yang dipancarkan
dari studio radio. Mbak Nuning Purnama yang sudah sangat ahli itu
memandu saya supaya tidak terlalu norak sewaktu siaran. Saya senang
alang kepalang. Seperti seorang anak yang mendapatkan mainan baru.
Dan lebih senang lagi karena dari acara itu saya mendapatkan sebuah
pelajaran baru ketika salah seorang pendengar mengirim SMS dengan
mengatakan "Wah, bagus tuch kalau sekalian diiringi lagu 'ular
berbisa'." Memang konteksnya kala itu adalah tentang belajar dari
alam bagaimana caranya supaya kita bisa sukses dalam menjalani hidup
ini. Oh, ternyata salah satu tujuan Tuhan menciptakan ular berbisa
itu adalah supaya manusia bisa mempelajari sebuah filosofi tentang
hidup. Sudahkah anda tahu filosofi itu?
Ular berbisa mempunyai reputasi yang sangat buruk. Karena dia
dianggap hewan yang berbahaya dan sangat mematikan. Padahal, konon
ular cenderung bersikap menghindari konfrontasi dengan manusia.
Dengan kata lain, ular lebih memilih menyingkir daripada berantem
dengan kita. "Berurusan dengan manusia? Caaaape ddeh!!" mungkin
begitu dia bilang. Alhasil, bisa yang dimilikinya dapat difungsikan
untuk mempertahankan diri atau berburu mangsa.
Lebih dari itu, kita sekarang tahu bahwa bisa ular, tidak semata-mata
dapat digunakan untuk membunuh. Namun justru sebaliknya bisa memberi
kehidupan kepada manusia. Karena, dengan kemajuan teknologi saat ini
kita bisa membuktikan bahwa bisa merupakan sumber potensial bagi
berbagai macam obat-obatan untuk menyembuhkan dan menyelamatkan
hidup manusia. Dan, rupanya disinilah letak pelajaran yang hendak
disampaikan Tuhan melalui sang ular itu.
Ular berbisa, dapat diibaratkan sebagai tantangan atau kesulitan
hidup. Kenyataannya, hidup kita tidak selalu mudah, bukan? Semakin
hari, kehidupan kita terasa semakin berat. Cobaan demi cobaan datang
silih berganti. Rintangan demi rintangan seakan tiada hendak
berhenti. Persis seperti bisa ular. Kita bisa mengolah bisa ular
menjadi serum. Dengan serum itu, tubuh seseorang menjadi kebal. Atau
disembuhkan dari berbagai macam penyakit. Demikian pula halnya dengan
kesulitan hidup. Didalam setiap kesulitan hidup yang kita alami,
tersembunyi 'serum kehidupan'. Dengan serum itu, kita bisa manjadikan
jiwa ini lebih tahan banting. Lebih kuat dalam menghadapi cobaan demi
cobaan yang datang silih berganti. Dan, dengan serum itu, kita dapat
menjadikan diri lebih sehat secara mental dan spiritual.
Ular berbisa juga menggambarkan manusia-manusia yang berperangai
buruk. Kita tahu bahwa kita tidak selalu berhasil membangun hubungan
dengan orang lain. Ada saja orang-orang yang membuat kita tidak
nyaman saat berhubungan dengan mereka. Dan, setelah kita berbuat baik
kepada merekapun, tetap saja mereka menunjukkan sikap yang buruk
kepada kita. Ada yang merendahkan kita. Ada yang menghina kita. Dan
ada yang mencari-cari kelemahan dan kekurangan diri kita. Seakan-
akan, kita sama sekali tidak memiliki sisi baik sebagai sesama
manusia ciptaan Tuhan.
Begitu banyak perempuan yang dinikahi oleh para lelaki. Namun, madu
kehidupan pernikahan itu perlahan-lahan mengering, dan kemudian para
perempuan itu disia-siakan. Disakiti hatinya. Dan dicampakkan.
Sebaliknya, banyak pula lelaki baik yang dikhianati perempuan-
perempuan yang mereka nikahi. Menyisakan luka hati yang begitu dalam.
Dan kekecewaan yang teramat sangat. Ular mengajarkan kepada kita,
bahwa hubungan kita dengan sesama manusia kadang-kadang tidak
berjalan seperti yang kita inginkan. Dan ular bertanya kepada
kita; "Sudahkah kita memiliki serum untuk melindungi diri dari semua
perlakuan buruk orang lain itu?"
Dengan serum itu, kita bisa menolong diri sendiri. Supaya hidup kita
tidak hancur hanya gara-gara perlakukan kurang menyenangkan dari
orang lain. Karena sungguh, kita memegang kendali atas diri kita
sendiri. Orang lain bisa menyakiti hati kita. Orang lain bisa
merendahkan kita. Tapi, jika kita mengatakan kepada diri
sendiri; "Sorry ye, gak ngaruh!" maka, hidup kita akan baik-baik
saja.
Selain itu, serum yang benar-benar tangguh bisa membebaskan diri kita
dari sifat dendam. Ngapain kita mesti dendam kepada orang itu jika
apapun yang dia lakukan kepada kita; tidak bisa merusak hidup kita?
Justru sebaliknya, kita mesti berterimakasih kepada mereka karena
bersedia menjadikan diri kita semakin kuat. Misalnya, baru-baru ini
saya mendapatkan teguran yang sangat sinis dari seseorang. Dia
mengatakan bahwa saya ini manusia bodoh rendah yang murahan. Namanya
juga manusia, tidak semuanya sepaham dengan pendapat kita, bukan?
Saat mendapatkan kecaman itu, ego saya mengatakan;"Gue kuliah di
sekolah T-O-P B-G-T, yang belum tentu manusia satu itu mampu untuk
sekedar menginjakkan kakinya dikampus itu. Tapi, dia berani
mengucapkan perkataan buruk itu sama gue!". Mungkin, saya bisa
membalas cacian orang itu dengan makian yang sama beracunnya. Tapi,
serum itu benar-benar menolong saya untuk melihat sisi positifnya.
Dan ternyata, kebodohan saya memang terbukti. Sebab, untuk sekedar
membedakan gado-gado, pecel, dan lotek saja ternyata saya masih suka
keliru. Oh, benar. Ternyata, saya ini tidak sempurna. Belakangan,
saya berterima kasih kepada orang itu karena telah menunjukkan
kelemahan diri yang bisa saya perbaiki.
Selain berguna untuk diri sendiri, serum itu juga bisa kita gunakan
untuk menolong orang lain. Jika kita pernah berhasil melewati masa-
masa sulit ketika dikecewakan oleh seseorang, misalnya. Maka kita
bisa menolong orang lain yang sedang dilanda kekecewaan yang sama.
Kita bisa memahami perasaannya. Menyelami batinnya. Dan berempati
kepadanya. Lalu, menyuntikkan serum itu kedalam dirinya. Sehingga,
orang itu berhasil melewati saat-saat sulit yang dialaminya. Dan
kemudian mampu, membuat serumnya sendiri.
- Blogger Comment
- Facebook Comment
Langganan:
Posting Komentar
(
Atom
)
0 komentar:
Posting Komentar
Sundul gan! Ane ga kenal yang namanya spam...